Bandung, Swara Wanita
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Badan Narkotika
Nasional (BNN) Kota Bandung terus menyuarakan kampanye anti narkoba.
Pasalnya, angka penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan di Kota Bandung
cenderung meningkat.
BNN mencatat, prevalensi penyalahgunaan narkoba di Kota Bandung
pada tahun 2015 mencapai 1,49%, atau sebanyak 25.427 orang. Sementara itu,
tahun 2017 Polrestabes Bandung mendata ada 277 kasus penyalahgunaan narkoba
dengan 373 orang tersangka.
"Menghadapi kondisi tersebut, perang melawan narkoba harus
memperoleh dukungan dan perhatian seluruh pihak. Hal itu untuk mewujudkan
masyarakat Kota Bandung yang sehat dan bersih dari penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba," ungkap Kepala BNN Kota Bandung, Yeni Siti Saodah pada
peringatan Hari Anti Narkoba Internasional tingkat Kota Bandung di Halaman
Parkir Balai Kota Bandung, Sabtu (28/7/2018).
Sebagai kota besar, Kota Bandung perlu mendapat pengawalan
ekstra dari berbagai pihak. Potensi peredaran narkoba di Kota Bandung cukup
besar. Banyaknya pendatang dari luar kota dan tumbuhnya Bandung sebagai kota
wisata mengundang para pengedar narkoba untuk memanfaatkan situasi tersebut.
"Maka dari itu, BNN bekerja sama dengan semua pihak terus
menyosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkotika untuk memproteksi
masyarakat," katanya.
Yeni menyebutkan, pada tahun 2017, United Nations Office on
Drugs and Crime (UNODC) telah merilis 749 jenis narkotika yang beredar di
dunia. Hal tersebut dilaporkan oleh 106 negara.
Di antara jumlah tersebut, 71 jenis di antaranya sudah beredar
di Indonesia, dan 65 jenis sudah diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan
No. 7 Tahun 2018.
"Narkoba harus ditangani secara komprehensif dan intensif
yang melibatkan seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun masyarakat,"
tegas Yeni.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Kota Bandung, Hikmat Ginanjar menegaskan dukungannya terhadap
pencegahan narkoba. Pihaknya akan terus menerus menyosialisasikan bahaya
narkoba.Mulai dari ke organisasi masyarakat hingga ke sekolah-sekolah.
"Dulu kita sasarannya SMA, tapi karena kewenangan sudah
bergeser, kita sekarang fokus di anak-anak SMP," tutur Hikmat.
Pendidikan anti narkoba, menurutnya, penting ditanamkan sejak
dini. Pemahaman tentang gaya hidup sehat, baik fisik maupun rohani, harus
diajarkan agara anak-anak memiliki benteng yang kuat terhadap hal-hal negatif.
"Itu harus terus menerus karena generasi juga terus tumbuh.
Yang satu sudah beranjak, datang lagi generasi baru. Itu terus kita beri
pendidikan," ucapnya. **Red
0 Komentar