Bandung, Swara Wanita
Wali
Kota Bandung, M. Ridwan Kamil mengimbau pengusaha asal Kota Bandung
tidak ragu membuka usaha di luar negeri. Ia percaya kemampuan dan
kualitas pengusaha asal Kota Bandung mampu bersaing di luar negeri.
Imbauan
tersebut disampaikan Ridwan Kamil saat memberikan sambutan pada
pembukaan Musyawarah Cabang (Muscab) IX Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) Kota Bandung, di Hotel Arya Duta Bandung, Selasa
(14/8/2018).
"Paspor
itu cuma administrasi saja. Tunjukkan kemampuan kepemimpinan,
kepercayaan diri, produknya, dan lain-lain. Jadi kalau ada pengusaha
HIPMI Bandung nggak bisa bahasa Inggris, keterlaluan. Karena HIPMI
Bandung harus naik kelas bukan jago kandang," tegas wali kota yang akrab
disapa Emil ini.
Emil
mengatakan, dirinya menaruh harapan besar pada HIPMI Kota Bandung. Emil
berharap HIPMI Kota Bandung bisa menjadi yang terdepan untuk
berkompetisi di pasar global.
Pada
kesempatan tersebut, Emil menantang anggota HIPMI untuk menciptakan
inovasi yang bisa membanggakan Indonesia. Tantangannya dipicu oleh
keresahannya terhadap paradigma yang terjadi di Indonesia, warga
Indonesia belum sepenuhnya bangga menggunakan produk dalam negeri. Hal
tersebut berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
"Saya
ke Cina, semua orang pakai produk Cina. Ke Korea, semua orang pakai
produk Korea. Ke Jerman, ke manapun, seperti itu. Di Indonesia, HP
Korea, motor Jepang, mobil Jerman. Kita terlalu bangga bisa membeli itu
semua. Tetapi di balik itu, kita cuma konsumen," tuturnya.
Kondisi
yang terjadi di Indonesia, lanjutnya, bisa diubah dengan keberadaan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas kemampuan optimal. Ia
mencontohkan negara Jepang yang kalah pada Perang Dunia II. Setelah
kalah, Jepang langsung berinvestasi besar pada pengembangan sumber daya
manusia sehingga saat ini tersohor menjadi negara dengan inovasi dan
teknologi yang tak tertandingi.
"Hal
yang sama juga dilakukan oleh negara maju lainnya. Di mana-mana,
kemajuan suatu bangsa datang dari SDM. Negara-negara maju itu
berinvestasi besar pada research and development melalui anggaran
negaranya,"" paparnya.
Terlebih
lagi, tambahnya, dunia semakin kompetitif dan menuntut sumber daya
manusia yang makin berkualitas. "Kalau dunia makin kompetitif, artinya
SDM-nya juga harus kompetitif. HIPMI jangan jadi pengusaha medioker yang
hanya jago kandang," ujarnya.
Emil
juga berharap HIPMI berkontribusi pada pembangunan Tanah Air. Riset
McKenzie mengungkapkan, Indonesia akan menjadi negara terkuat nomor 3 di
dunia dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah, menjaga agar laju
pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari 5%.
"Selain
itu coba berinvestasi dalam politik. Karena syarat lainnya adalah,
jangan ada krisis dalam perpindahan kepemimpinan. Dukunglah tokoh
politik yang menurut Anda baik, dan mampu membuka peluang pada
pertumbuhan bisnis di Indonesia," katanya.**Red/Humas Pemkot Bandung
0 Komentar