BANDUNG, SWARAWANITA.NET -
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengapresiasi langkah
Universitas Langlangbuana yang memfokuskan program Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa
(KKNM) pada konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Oded menilai hal ini
merupakan wujud komitmen perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi, ini luar biasa. Program ini harus
mampu menjadi trigger untuk perogram-program lingkungan ke depan,” ujar Oded
saat memberi arahan pada pelepasan 350 peserta KKNM Universitas Langlangbuana
di Ruang Serbaguna Balai Kota Bandung Jalan wastukancana, Senin (6/8/2018).
Sekedar diketahui, Universitas Langlangbuana akan
menyelenggarakan KKNM di 5 kota dan kabupaten, yakni Kota Bandung, Kab
Pangandaran, Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat. Khusus di Kota
Bandung, KKNM akan dilaksanakan di 14 lokasi yang dialiri Sungai Citarum, yakni
di sektor 21 dan 22.
Kegiatan tersebut akan berlangsung selama satu bulan mulai 6
Agustus hingga 8 September 2018. Selama rentang waktu tersebut, para mahasiswa
akan mendapatkan bimbingan langsung dari dosen lapangan. Selain itu, para
mahasiswa juga akan berada di bawah koordinasi dan pengawasan Komandan Sektor
22 Citarum Harum.
“Saya yakin dengan bimbingan dan arahan dari pembimbing di
lapangan, ditambah dengan Dansektor Kolonel Inf. Asep Rahman Taufik ini bisa
jadi spirit untuk mahasiswa dalam kepedulian soal lingkungan,” ucap Oded.
Menurut Oded, persoalan lingkungan di Kota Bandung ini sangat
krusial dan dapat menjadi bom waktu jika tidak ditangani secara serius. Oleh
karena itu, adanya bantuan dari mahasiswa dan perguruan tinggi ini dapat
menjadi pemicu untuk mengakselerasi program Citarum Harum.
“Mereka akan diterjunkan di lingkungan masyarakat yang ada
irisannya dengan DAS. Walaupun mereka spesifik, tapi persoalan beberesih ini
harus komprehensif,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Langlangbuana Ruhanda
mengungkapkan, pada KKNM ini para mahasiswa akan memetakan persoalan sampah ini
dengan detil. Bahkan, mahasiswa juga diminta memahami penanganan sampah dari
sisi teknis, mulai dari pengangkatan hingga distribusi.
“Kami ditantang mendistribusikan sampah dengan cara
mengangkatnya. Mungkin jalannya sempit, penduduknya padat, dan sampah yang
berlimpah ruah,” tuturnya.
Para mahasiswa akan mengobservasi, lokakarya, dan
menindaklanjutinya dengan kegiatan. Peserta KKNM juga diminta untuk menuangkan
ide dan gagasan menjadi aksi nyata dengan melibatkan berbagai elemen
masyarakat.
“KKNM ini selain melibatkan perguruan tinggi, masyarakat, dan
Pemerintah daerah, termasuk instansi terkait,” katanya. **Red/Humas Pemkot Bandung
0 Komentar