JAKARTA.SWARAWANITA NET. -Kegiatan Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-POLRI yang dihadiri kurang
lebih 372 para perwira tinggi TNI maupun POLRI, diselenggarakan hari ini di
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian atau STIK – PTIK, Jakarta, Selasa (29-01-2019).
Dalam kesempatan ini, Menko Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan
berkesempatan untuk menjadi narasumber yang menyampaikan pembekalan mengenai
Arah Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Sektor Maritim.
Pada saat
mengawali paparan, Menko Luhut menceritakan pengalamannya sebagai pembicara
dalam _World Economic Forum_ (WEF) 2019 yang diselenggarakan di Davos minggu
lalu.
“Mereka mengakui
bahwa Indonesia menjadi negara _rising star_ yang perkembangan ekonominya
semakin maju. Diramalkan bahwa pada tahun 2030 nanti, ekonomi Indonesia akan
menduduki posisi ke-4 di dunia,” jelasnya.
Menko Luhut
berharap agar para perwira TNI maupun POLRI dapat memahami bahwa negara Indonesia
akan kemana arah pembangunannya.
“Saya pernah
bertemu dengan Perdana Menteri China, Li Keqiang. Saya berbicara dengan hormat
bahwa semua teknologi yang masuk ke Indonesia harus ramah lingkungan,” tegas
Menko Luhut yang juga memberikan syarat bahwa investor asing harus melakukan
transfer teknologi, mempekerjakan mayoritas tenaga kerja lokal, dan
menghasilkan nilai tambah terhadap bahan mentah dari dalam negeri.
Menuju Poros
Maritim Dunia
Sebagai seorang
Menteri Koordinator dalam Bidang Kemaritiman, Menko Luhut mengingatkan kembali
bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di Dunia dan yang saat ini
masih terus mewujudkan visi untuk menjadikan Indonesia poros maritim dunia.
Menko Luhut
mengajak agar masyarakat Indonesia, khususnya kepada TNI-POLRI berani untuk
menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar.
“Jangan mau
dianggap kecil sama orang. _We have our own and you have your own_. Kamu punya
peraturan dan kita punya peraturan. Harus hargai itu,” tambah Menko Luhut.
Mengenai
kebijakan diplomasi maritim, Menko Luhut amat menyayangkan atas kurang aktifnya
penetapan Warga Negara Indonesia (WNI) di organisasi internasional. Namun, ia
juga mengapresiasi POLRI dalam keaktifan para perwira di berbagai organisasi
internasional.
“Saya minta TNI
khususnya Angkatan Laut (AL), seperti di _International Maritime Organization_
atau IMO, pejabatnya juga harus ada disana. Masa kita kepulauan terbesar namun
tidak ada pejabatnya disana, kita harus masuk. Kita mulai dobrak,” tegas Menko
Luhut.
Nostalgia Menko
Luhut
Dalam kegiatan
Rapim TNI-POLRI ini, turut hadir pula Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian, Panglima Tentara Nasional
Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto serta diikuti oleh para perwira
TNI-POLRI lainnya.
Menko Luhut
mengungkapkan rasa bangganya dan juga bahagia dapat bertemu kembali dengan
junior yang juga sekaligus para perwira terbaik di TNI-POLRI. Sebagai seorang
senior, Ia berpesan kepada para perwira agar tetap menjadi dirinya sendiri.
"Jangan
pernah lari ke kiri ataupun ke kanan. Lari saja ke sumpahmu sebagai seorang
prajurit dan seorang POLRI, pegang kesetiaanmu dan jangan pernah kau khianati!”
tegas Menko Luhut.
Bagi seorang
prajurit, Menko Luhut menjelaskan bahwa ada tiga kunci keteladanan yang harus
dipenuhi yaitu tanggap, tanggon, dan trengginas.
Tanggap berarti
cerdas. Tanggon berarti mental dan karakter kuat. Dan poin yang terakhir yaitu
trengginas yang berarti kesehatan, yaitu sehat lahir dan batin.
"
_Trust is very important_, pegang kekompakan kalian TNI dan POLRI. Ayo kita
bekerja dengan baik” tutup Menko Luhut menjelaskan bahwa selain 3 hal di atas,
kunci sukses karir adalah adanya kepercayaan dari atasan, anak buah, rekan,
atau pihak lainnya dalam pekerjaan.
Menjawab Hoax
Dalam
keterangannya kepada para jurnalis seusai acara, Menko Luhut mengklarifikasi
berbagai isu yang tidak benar mengenai hutang negara yang berlebihan,
merebaknya lagi komunisme di Indonesia, dan kriminalisasi ulama.
"Tidak
benar juga misalnya bahwa negeri ini mau runtuh, karena kita punya TNI-Polri
itu kuat!" ungkapnya mengenai pentingnya peran TNI dan Polri dalam menjaga
keutuhan Bangsa dari berbagai ancaman termasuk kabar bohong.
"Jangan
bangsa ini terpecah atau Bangsa ini menjadi korban berita hoax," katanya
mengingatkan masyarakat untuk menolak menjadi korban berita hoax dengan saling
menjaga persatuan dan kesatuan.
"Pemerintah
selalu akan menyampaikan berita-berita yang benar dengan data-data yang
benar," tambahnya menyebutkan bahwa pemerintah sendiri berkomitmen untuk
mengeluarkan data yang terpercaya berdasarkan kinerja yang kredibel.
"Pemerintah
melaksanakan pekerjaannya secara profesional dan kredibel," pungkasnya
kepada para awak media.(Biro Informasi dan Hukum, Kemenko Bidang Kemaritiman)
0 Komentar