BANDUNG.SWARAWANITA
NET,-Pemerintah Daerah
Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat menggelar pertemuan dengan organisasi buruh PBB
yaitu International Labour Organization (ILO) untuk membahas sistem pengupahan
di Jawa Barat.
Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin langsung pertemuan yang dihadiri oleh kepala
daerah dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dari 27 kabupaten/kota di Gedung Sate,
Kota Bandung, Senin (29/7/2019).
Dalam
pertemuan tersebut, ILO mengusulkan agar sistem pengupahan buruh di Jawa Barat
menggunakan standar internasional. Hal ini untuk meminimalisir perbedaan nilai
upah di tiap daerah, berkeadilan, dan membuat buruh lebih sejahtera, termasuk
juga menjaga para investor agar tidak pindah ke luar Jawa Barat.
"Hasil
dari pertemuan ini kami akan buat sistem pengupahan yang lebih baik dan
berkeadilan sesuai standar internasional sehingga bisa menjaga kualitas ekonomi
Jabar, buruhnya sejahtera, investor juga tidak ada yang pergi keluar
Jabar," kata Ridwan Kamil.
Emil
--begitu Ridwan Kamil akrab disapa-- mengatakan saat ini ada 140 investor yang
tutup dan pindah ke luar Jabar. "Hampir semua alasannya itu karena upah
yang tinggi," imbuhnya.
Menurut
Emil, sistem pengupahan yang bersifat desentralisasi (kebijakan diserahkan kepada
masing-masing kepala daerah kabupaten/kota) turut memengaruhi perbedaan nilai
upah. Contoh perbedaan yang signifikan yaitu UMK Pangandaran (Rp 1,6 juta) dan
Karawang (Rp 4,2 juta).
"Sistem
pengupahan kita 'kan desentralisasi, diserahkan kepada kepala daerah tingkat
dua, ini juga disoroti ILO karena membuat subjektifitas perbedaan pengupahan
nilainya terlalu jauh," ucap Emil.
Berikutnya,
teknis sistem pengupahan berstandar internasional bakal dibahas ILO bersama
para Kepala Dinas Tenaga Kerja se-Jabar. Dalam pertemuan ini, Emil pun berharap
jenis industri setiap daerah di Jabar akan diseragamkan menjadi satu jenis
usaha.
"Misalkan
di Jabar khusus industri manufaktur, di Jateng (Jawa Tengah) tekstil, sehingga
jelas tiap daerah jenis industrinya apa, karena keberagaman industri dalam satu
daerah juga menjadi penyebab keberagaman upah," ujar Emil mengakhiri.(hms/die)
0 Komentar