Pembukaan Starbucks Community Store ini
bermitra dengan Yayasan Komunitas Sahabat Anak (YKSA) dan Indonesia
Street Children Organization (ISCO), dimana hasil penjualan nantinya
akan didonasikan kepada masyarakat sekitar Tanah Abang, khususnya untuk
mendukung pendidikan anak-anak. Dukungan yang diberikan berupa beasiswa
dan kegiatan mengisi waktu luang bagi anak-anak melalui pelajaran seni
tari dan bahasa Inggris di gedung Community Store.
“Kami sangat mengapresiasi peran serta
dunia usaha juga masyarakat dalam melakukan perlindungan bagi anak. Kami
harap Starbuck Indonesia akan membuka community stores lainnya di
Indonesia dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kami berharap juga bisa
dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan untuk anak yang akan dilakukan oleh
YKSA dan ISCO,” ujar Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi
Darurat dan Pornografi Kemen PPPA, Ciput Eka Purwianti.
Menurut pihak Starbucks, Tanah Abang
merupakan kawasan perputaran ekonomi yang cukup tinggi namun banyak
anak-anak yang ikut mencari nafkah di jalan untuk membantu orangtua,
sehingga salah satu hak mereka terhadap akses pendidikan menjadi
terputus.
“Kami berharap kedepannya akan semakin
banyak community store yang bisa dibangun di Indonesia sehingga semakin
banyak masyarakat yang bisa terbantu terutama dapat memberikan
perlindungan bagi anak secara maksimal,” ujar Direktur Starbucks
Indonesia, Anthony Cottan.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pendidikan, kedua mitra juga akan melibatkan volunteer, baik dari
kalangan umum maupun staf Starbuck Indonesia. Untuk itu, Ciput
mengingatkan agar volunteer harus mendapatkan pelatihan tentang Konvensi
Hak Anak (KHA) dan Sistem Perlindungan Anak termasuk kode etik dalam
bekerja dengan anak. Kemen PPPA juga siap bekerjasama dengan YKSA dan
ISCO untuk memberikan materi terkait KHA, SPA, dan kode etik dimaksud
agar kepentingan terbaik anak terpenuhi dan terlindungi.
0 Komentar