BANDUNG.SWARAWANITA NET.-Fenomena kelangkaan pupuk untuk petani di Jawa Barat selalu berulang
dan berulang, keadaan ini berdampak pada peningkatan produktivitas
pertanian di Jawa Barat, padahal salah satu produsen pupuk (PT. Pupuk
Kujang) ada di sekitar kabupaten Karawang Jawa Barat.
Kondisi yang berulang ulang ini membuat prihatin pimpinan dan
anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat serta Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang berasal dari daerah
pemilihan Jabar 10 (kabupaten Karawang dan kab. Purwakarta.) yaitu .Sri Rahayu Agustina /FPG, Gina Fadila Swara /FGERINDRA-Persatua, Ihsanudin /FGERINDRA-Persatuan, Sabil Akbar /FNASDEM
Sebagaimana disebutkan Rahmat Hidayat Djati Ketua Komisi II DPRD
jabar. Dalam rilis yang disampaikan kepala Bagian Humas dan Protokol
DPRD Jabar, Yedi Sunardi, SE.,MM. di Bandung. Senin (25/8/2020).
“Di saat musim tanam di jawa barat , saat para petani membutuhkan
pupuk, ternyata terjadi kelangkaan pasokan. Keadaan yang selalu berulang
ini sangat memprihatinkan. Mengingat produsen pupuk sendiri ada di
sekitar kabupaten Karawang Jawa Barat.” Sebut Rahmat Hidayat djati saat
melakukan kegiatan Citra Bhakti Komisi di daerah pemilihannya.
Lebih lanjut Rahmat mengharapkan, semua pihak terutama gubernur jawa
barat ikut memperhatikan urusan penting ini mengingat pabrik pupuk
kujang milik BUMN juga terdapat dikabupaten Karawang wilayah Provinsi
Jawa Barat.
Sementara beberapa waktu yang lalu hal ini juga sempat
dipermasalahkan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, yang
mendesak perubahan regulasi distribusi pupuk bersubsidi.Saat melakukan reses, saya menemukan fenomena kelangkaan pupuk
subsidi untuk petani di Jawa Barat. Dari hasil penelusuran di lapangan,
kelangkaan pupuk subsidi di Jawa Barat disebabkan oleh regulasi yang
mengatur mengenai distribusi pupuk bersubsidi ini,” ujar Dedi.
Saat ini, regulasi distribusi pupuk diatur oleh Peraturan Gubernur Jawa
Barat.
Hal itu berdampak pada kelangkaan pupuk di kalangan petani.
Agar distribusi tidak terkendala, Dedi menyarankan agar
mengubah regulasi distribusi pupuk yang selama ini terlalu berbelit-belit.(dh)
0 Komentar