GARUT.SWARAWANITA NET.-Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian (BPPSDMP) meluncurkan Gerakan Komando Strategis Pembangunan
Pertanian (Kostratani) di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dalam
kunjungan kerjannya di kabupaten Garut, Kepala BPPSDMP Kementerian
Pertanian, Dedi Nursyamsi disambut oleh Bupati Garut, H. Rudy Gunawan di
ruang pamengkang pendopo Garut, Kamis (13/08/2020).
Turut hadir
dalam kunjungan tersebut, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura (DTPHP) Provinsi Jawa Barat, Etty Mulyati, Sekertaris
DTPHP provinsi Jawa Barat, Ruslan, U.ESFA, Kepala Balai Besar Latihan
Pertanian Lembang, Kemal Mahfud, Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian, Siswoyo.
Sementara, Bupati Garut dalam pertemuan
tersebut didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga
Guna Santika, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut,
Sofyan Yani.
Dalam pertemuan tersebut Dedi Nursyamsi, mengatakan,
potensi pertanian Garut ikut diperkuat Kementerian Pertanian (Kementan)
melalui Kostratani. Terkoneksinya Garut otomatis semakin menambah
daftar panjang validitas data dan informasi pertanian di Jawa Barat.
Apalagi, Kostratani memiliki posisi penting di dalam pengambilan kebijakan
strategis pertanian hingga level kecamatan. Berbagai potensi pertanian
di wilayah Jawa Barat sekarang terkoneksi oleh gerakan Kostratani.
Melalui BPPSDMP, sekarang giliran Kostratani di Garut yang sukses di
launching. Sebelum Garut, Kostratani juga resmi beroperasi di wilayah
Sukabumi dan Cianjur mulai Selasa (11/08/2020).
"Produktivitas
pertanian harus ditingkatkan di seluruh wilayah. Kostratani ini memiliki
piranti lengkap untuk mewujudkan target-target tersebut. Kehadiran
Kostratani di Garut tentu akan membawa impact positif bagi pertanian di
sana. Pertanian Garut pun memiliki akses lebih luas untuk terus maju,"
ungkap Dedi Nursyamsi.
Mendukung pertanian Garut, Kostratani pun
melakukan aktivasinya di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Tarogong dan
BPP Samarang. Saat ini, Garut memiliki potensi besar pertanian untuk
beragam komoditi. Untuk komposisi padi terdiri dari padi sawah dan padi
ladang. Garut juga terkenal sebagai sentra palawija, seperti jagung,
kedelai, ubi kayu, ubi jalar, hingga kacang hijau.
"Posisi BPP
sangat strategis. Yang jelas, kami akan dorong Sumber Daya Manusia
(SDM). Sebab, Sumber Daya Manusia ini memiliki kontribusi sekitar 50
persen terhadap produksi pertanian. Mereka penting terhadap pembangunan
pertanian secara menyeluruh. Kami tahu, Garut memiliki banyak potensi.
Dahulu Garut terkenal dengan Buah Jeruk," papar Dedi.
Sejak
digulirkan, Kostratani memang menjadi Big Data pertanian. Informasi
update yang disampaikan menyangkut skala (volume), distribusi
(velocity), hingga keragaman (variety). Turunannya pun beragam, meliputi
updating validasi areal lahan, harga komoditas, SDM pertanian,
e-proposal, hingga populasi dan produksi. Ada juga informasi profil
petani, kelembagaan petani, dan kelembagaan penyuluhan."Kostratani membangun pertanian digital. Semuanya sekarang terkoneksi
secara internet. Aksesnya kini lebih mudah dan akurat, bahkan lebih
cepat. Siapapun sekarang bisa memetakan potensi pada sebuah daerah
secara menyeluruh," tegas Dedi.
Bergabungnya Garut dan beberapa
wilayah lain di Jawa Barat kini semakin menambah daftar member
Kostratani. Saat ini jumlah member Kostratani mencapai sekitar 446.
Sebarannya menyeluruh di berbagai wilayah Indonesia. Melalui BPPSDMP,
Kementan memiliki target member Kostratani sebanyak 3.000 di rentang
2020. Namun, target tersebut akhirnya direvisi menjadi 1.000 karena
terbentur Covid-19.
"Jumlah anggota Kostratani terus tumbuh,
meski harus merevisi target pada tahun ini. Sebab, Covid-19 telah
mengubah banyak kebijakan. Target 1.000 masih realistis dan sekarang
terus diupayakan agar bisa terealisasi," kata Dedi.
Untuk menjadi
member Kostratani juga tidaklah rumit. Daerah hanya diwajibkan punya
aksek koneksi internet. Jaringan tersebut lalu terhubung langsung ke
Agriculture War Room (AWR). Sejak diluncurkan pada Februari 2020, AWR
ini menjadi pusat kontrol pembangunan pertanian berbasis digital. Dengan
kecanggihan sistemnya, AWR mampu memantau kondisi pertanian hingga
level kecamatan dan desa.Sementara itu, Bupati Garut, H. Rudy Gunawan, mengaku sangat mendukung
kegiatan Kementan untuk meningkatkan SDM pertanian, khususnya di Garut.
"Potensi
pertanian sangat besar dan memberi PDRB hingga 41%. Posisinya juga
sangat stabil dan menjadi soko guru perekonomian,” tuturnya.
Bupati
menjelaskan, gerakan Kostratani ini sejalan dengan visi-misi Garut,
meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan
industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Oleh karena
itu, sangat tepat Kementan meningkatakan kedaulatan pangan dengan
meningkatkan SDM dan membangun Kostratani di Garut. Ini bisa
meningkatkan pendapatan petani dan juga pendapatan Kabupaten Garut,”
katanya.(hms)
0 Komentar