Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Setiap menjelang Imlek selalu tersedia di pasar pasar tradisional di Astana anyar Bandung, Taman kopo Indah Kab Bandung, di Pasar Kanoman Cirebon selalu tersedia Kue Keranjang
Kue Keranjang terbuat dari tepung ketan, gula merah, dan Coklat Van Houten, bisa juga dari Vanilla."Ketiga bahan tersebut lantas dicampur dengan air, lalu dikukus berjam-jam sampai tercipta karamel berwarna cokelat tua. Dari proses masak tersebut, diperoleh makanan bertekstur kenyal dan lengket dengan cita rasa manis."minimal dimasak 8 jam
Kue Keranjang nama aslinya Nian Gao atau Ni Kwee, yang artinya kue tahunan karena dapat dimakan sepanjang tahun.
Sejarah kue keranjang dimulai ketika Raja Yue Goujian menyerang ibu kota Wu, dan terbunuhlah Wu Zixu seorang Jendral dan politisi kerajaan Wu pada periode musim semi dan gugur (771-477 SM). Akibat penyerbuan Raja Yue membuat warga Wu terjebak tidak ada makanan. Sebelum meninggal dunia Wu Zixu memberikan perintah kepada para prajurit untuk membongkar tembok, karena fondasi tembok dibangun dengan batu bata khusus yang terbuka dari tepung beras ketan. "Para prajurit melakukan perintah Wu Zixu dan menemukan bahwa fondasi tembok dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Akhirnya warga kerajaan Wu terhindar dari bencana kelaparan karena adanya tepung beras ketan yang jadi fondasi tembok.
Kue keranjang mulai disajikan sebagai makanan pada era Dinasti Tang di tahun 618 sampai 907 masehi .
"Dinasti Qing, periode 1636 hingga 1912, kue keranjang semakin berkembang dan menjadi makanan camilan yang bisa dikonsumsi kapan saja
Kue keranjang berdasarkan mitos dibuat untuk menyogok dewa dapur yang suka melaporkan setiap kegiatan dapur dari rumah rumah kepada Dewa langit, supaya dewa dapur melaporkan yang baik kepada dewa langit
Kue keranjang dibagikan kepada para tetangga tujuan nya tabur kebaikan menjalin persahabatan dan persaudaraan supaya erat bersatu. Memakan kue keranjang di malam Imlek dipercaya menambah rejeki
0 Komentar