Megathrust Selat Sunda dan sejarah nya


Bandung.Swara Wanita Net.-人类无法对抗自己的命运,因此他们祈求上帝帮助他们能够过上所描绘的生活命运
Rénlèi wúfǎ duìkàng zìjǐ de mìngyùn, yīncǐ tāmen qíqiú shàngdì bāngzhù tāmen nénggòuguò shàng suǒ miáohuì de shēnghuó mìngyùn artinya manusia tidak dapat melawan takdirnya, oleh sebab itu minta pertolongan Tuhan untuk dapat menjalani takdir kehidupan yang sudah digariskan
Akhir Akhir ini Megathrust Selat Sunda ramai dibicarakan oleh para ahli kegempaan. Gempa kuat  dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, tidak dapat diprediksi kapan terjadinya.
Megathrust Selat Sunda sendiri, menurut perkiraan BMKG bisa memicu gempa berkekuatan M 8,7.
Meski begitu, guncangan ini juga bisa lepas bersamaan dengan segmentasi di atas dan timurnya.

Segmentasi di atas megathrust Selat Sunda adalah megathrust Enggano. Sedangkan segmentasi di timur Selat Sunda adalah megathrust Jawa Barat-Tengah."Jika pelepasan potensi gempa tersebut terjadi bersamaan, maka magnitude gempa bumi bisa mencapai 9 atau lebih, megathrust Selat Sunda disebut sebagai salah satu zona gempa bumi yang berpotensi menimbulkan guncangan besar.
Apakah itu megathrust Selat Sunda? Seperti namanya, lokasi zona tumbukan ini berada di bawah laut Selat Sunda.Megathrust Selat Sunda sendiri adalah wilayah pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang menujam masuk ke Bawah Pulau Jawa.

Dikutip dari BMKG, Zona megathrust ini sejak lama diketahui bisa memicu gempa besar dan tsunami karena masih terus bergerak menujam dengan laju 60-70 mm per tahun.
Megathrust Selat Sunda, dengan panjang 280 km, lebar 200 km, dan pergeseran (slip rate) 4 cm per tahun, tercatat pernah 'pecah' pada 1699 dan 1780 dengan M 8,5.
Peneliti ilmu gempa dan kebumian dari Cornell University Judith Hubbard menyebut gempa bumi besar dimulai seperti gempa bumi kecil, namun dengan kekuatan yang terus bertambah dan lepas sekaligus.

"Setiap peningkatan magnitudo dikaitkan dengan pecahnya patahan sekitar lima kali lebih lama," katanya, melansir Anadolu Agency. Ia menuturkan gempa M 5 disebabkan oleh pergeseran pada patahan sepanjang 2 kilometer; gempa M 6 disebabkan oleh patahan sepanjang 10 kilometer.Sementara, gempa M 7 dipicu patahan sepanjang 50 kilometer; gempa berkekuatan M 8 patahannya sepanjang 250 kilometer, dan gempa berkekuatan M 9 pada patahan sepanjang 1.250 kilometer.
Pada 4 Mei 1851, gempa kuat berpusat di Teluk Betung dan Selat Sunda terjadi dan pasca-gempa teramati tsunami setinggi 1,5 meter. Cukup lama berselang, pada 23 Februari 1903, tercatat gempa bumi berkekuatan M 7,9 berpusat di Selatan Selat Sunda merusak wilayah Banten dan sekitarnya.

Selanjutnya pada 26 Maret 1928, tsunami kecil yang teramati Selat Sunda pasca-gempa kuat."Tanggal 22 April 1958, tercatat gempa kuat di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut atau tsunami.

60 tahun berselang, gempa Kembali terjadi pada 2 Agustus 2019. Gempa pada 2019 ini berkekuatan M 7,4. Guncangan yang terjadi saat itu merupakan gempa kuat dan merusak wilayah Banten serta berpotensi tsunami.Tsunami Selat Sunda akibat gempa terjadi pada 1722, 1852, dan 1958. Tsunami tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Selat Sunda memang sudah sering menjadi lokasi gempa dan tsunami. Tsunami Selat Sunda akibat gempa terjadi pada 1722, 1852, dan 1958. Tsunami tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami pada 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.cepat atau lambat  megathrust pasti akan terjadi, oleh sebab itu pemerintah harus mensosialisasikan dan mempersiapkan masyarakat sebelum megathrust itu terjadi supaya dapat meminimalisir korban, memperkecil jumlah korban

(Jeremy Huang)

Posting Komentar

0 Komentar