Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Dalam kehidupan selalu ada fase-fase tahapan tahapan sebelum terjadinya bencana, sebelum hujan pasti ada awan gelap dan kilat. Begitu juga gempa megathrust. "Pertemuan lempeng-lempeng menciptakan bidang megathrust. Saat ini, Indonesia memiliki 15 segmen megathrust yang terdeteksi.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanif, mengatakan gempa megathrust memiliki siklus yang terbagi atas fase interseismic, coseismic, dan postseismic.
Secara singkat, interseismis merupakan fase pengumpulan energi di beberapa bagian lempeng. Saat ini, segmen megathrust di Selat Sunda sedang mengalami fase ini.
Selanjutnya, ada fase coseismic yang merupakan tahap pelepasan energi yang terkumpul dari fase interseismic.
Terakhir, postseismic adalah fase pasca pelepasan energi, lalu mengalami relaksasi hingga akhirnya kembali ke kondisi fase awal atau interseismic.
"Fase-fase ini bisa diukur menggunakan GPS. Pergerakan ini per milimeter. Tapi, milimeter ini kalau di Jawa, pergerakan yang terkunci ke bawah kurang lebih 6 cm per tahun," kata Nuraini dalam siaran langsung di channel YouTube BRIN, dikutip Sabtu (7/9/2024).
Ia menjelaskan, siklus gempa megathrust di segmen Selat Sunda terjadi setiap 400 tahun. Dengan penghitungan pergerakan 6 cm per tahun, maka pergerakannya dalam 400 tahun mencapai 24 meter.
"Kalau energinya dilepas sekaligus kami dapatnya kekuatan gempanya bisa M 8,8 kalau satu segmen Selat Sunda saja. Tapi kalau segmennya di seluruh Jawa bisa M 9,0 atau mirip dengan gempa Aceh dan Jepang," kata dia.
0 Komentar