Nasehat Sunan Kalijaga Kepada Para Pemimpin
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Pada saat ini terjadi jurang pemisah antara kaum priyayi (bangsawan, pejabat) dengan kawula alit atau wong cilik.
Bagi para oknum pejabat hubungan dengan rakyat sudah selesai ketika terpilih jadi pemimpin lewat pemilihan umum ataupun pilkada.
Sunan Kalijaga pernah memberikan piwulang atau nasehat kepada Sutawijaya sebelum berganti nama menjadi Panembahan Senopati Pendiri Kerajaan Mataram. Nasehat nya itu adalah
"Seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur, mengayomi, punya rasa malu kepada Tuhan, juga kepada sesama. Pun demikian juga terhadap para petinggi."
Piwulang tersebut disampaikannya ketika Sutawijaya dalam tiga keadaan, yakni ketika sedang mengalami kegelisahan karena merasa diperlakukan tidak adil oleh Sultan Pajang yang sekaligus Bapak angkatnya, Hadiwijaya; ketika disiapkan menjadi pemimpin kerajaan, dan ketika akan mendirikan Kerajaan Mataram.
Adapun piwulang-piwulang Sunan Kalijaga kepada Sutawijaya ketika akan mendirikan Kerajaan Mataram, secara lengkap termaktub dalam Babad Matawis. Piwulang tersebut meliputi tiga hal.
Pertama, Bekal hidup agar selamat lahir batinnya, yang dimetaforakan dengan pertumbuhan pohon Wijayamulya, yang apabila ditanam dengan rasa kasih, diperlakukan sesuai tatanan yang berlaku, disiram dengan air supaya segar, maka pohon Wijayamulya akan tumbuh subur, berdaun, dan berbunga yang segar dan indah.
Dalam proses pembelajaran, ketika sedang melaksanakan pembelajaran tidak boleh keras kepala dan tidak membuat tatanan sendiri, melainkan harus dipenuhi dengan kasih sayang, kemauan, mantap hati, dan bersungguh-sungguh. Selain itu, perlu juga menyadari bahwa segala pengetahuan bermuara pada Allah, Tuhan Sang Maha Bijaksana.
Kedua, watak utama sebagai petinggi. Sunan Kalijaga memberikan nasehat bahwa watak utama seorang pemimpin adalah mengayomi dan menciptakan suasana nyaman bagi warganya."
"Selain itu, hendaknya para Petinggi membangun langgar asri dengan persediaan air yang melimpah, menyantuni fakir miskin dan orang terlantar, para yatim piatu serta pendeta.
Memiliki sifat jujur dan malu kepada Tuhan dan sesama juga merupakan watak yang harus dimiliki para petinggi.
Hal tersebut disampaikan Sunan Kalijaga kepada Sutawijaya, dengan harapan agar nasehat itu kelak disampaikan kepada para Petinggi Mataram.
Ketiga, mewujudkan kerajaan yang ideal. Nasehat kali ini dibingkai dalam sebuah cerita seorang Wiku di Gunung Rasa Mulya, kepada Raden Sujanadi dan kedua adiknya yang akan segera menjadi raja.
Wiku menyampaikan, bahwa jika kelak menjadi raja, maka pekerjakanlah orang yang baik, seperti yang dimetaforakan dengan empat hal, yakni wanita, keris, intan, dan burung.
"Wanita melambangkan bahwa ia harus bertutur halus, sareh, dan tertib dalam bersikap. Keris, harus tajam pikirannya dan ahli berperang. Intan, ia harus memiliki hati dan pikiran yang bening. Sedangkan burung, memiliki makna mengetahui hal yang tersamar, yang baik dan yang buruk."
0 Komentar