Mikul Duwur Mendem Jero


Mikul Duwur Mendem Jero
 

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Saat ini jika kita mengikuti media sosial baik itu tik tok, Instagram, WA, Face book atau X, ada yang menyedihkan hilangnya menghargai dan menghormati orang yang di tuakan, kata kata tidak sopan, menghina dan caci maki.
Ada peribahasa Jawa yang harus kita renungkan Bersama yaitu mikul Duwur mendem jero. Kata kata peribahasa ini mengandung makna yang dalam Mikul duwur mendem jero" dalam bahasa Jawa berarti "memikul tinggi, memendam dalam-dalam". Ungkapan ini memiliki makna etika sosial dalam budaya Jawa, yang berarti menjunjung tinggi jasa dan kebaikan seseorang, sementara kesalahan atau keburukan mereka ditutupi atau tidak diungkapkan.  Dari Ungkapan ini mengajarkan pentingnya menghargai dan menghormati orang lain, terutama mereka yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Ini juga mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan dalam masyarakat dengan tidak mengungkit kesalahan orang lain, dan lebih memilih untuk menjaga kehormatan mereka. Peribahasa ini mengajarkan anak untuk menghargai jasa orang tua setinggi-tingginya.
Tidak hanya menghargai, tetapi juga menyimpan jasa tersebut di dalam hati.
Ini adalah bentuk kasih sayang dan saling menghargai antara anak dan orang tua. Kata Konfusius Filsuf Tiongkok China untuk menjadi orang unggulan harus menghormati kata kata orang bijak hanya  orang picik tidak menghormati dan tidak menghargai orang yang di tuakan, orang picik mencemooh  kata kata orang bijak. Orang picik selalu merasa dirinya benar, yang lain salah, Orang unggulan berperilaku pantas, kemudian dia berbicara pantas, sehingga kata katanya mengikuti tindakan nya. Konfusius memberikan tekanan khusus untuk memuliakan orang tua, atau orang yang dii tuakan. Benak manusia unggulan mengenal yi kesalehan dan  menghormati orang yang di tuakan.
Marilah kita belajar menghargai dan menghormati orang yang di tuakan, bicara yang sopan santun kepada orang yang di tuakaneh Jeremy Huang Wijaya

Saat ini jika kita mengikuti media sosial baik itu tik tok, Instagram, WA, Face book atau X, ada yang menyedihkan hilangnya menghargai dan menghormati orang yang di tuakan, kata kata tidak sopan, menghina dan caci maki.
Ada peribahasa Jawa yang harus kita renungkan Bersama yaitu mikul Duwur mendem jero. Kata kata peribahasa ini mengandung makna yang dalam Mikul duwur mendem jero" dalam bahasa Jawa berarti "memikul tinggi, memendam dalam-dalam". Ungkapan ini memiliki makna etika sosial dalam budaya Jawa, yang berarti menjunjung tinggi jasa dan kebaikan seseorang, sementara kesalahan atau keburukan mereka ditutupi atau tidak diungkapkan.  Dari Ungkapan ini mengajarkan pentingnya menghargai dan menghormati orang lain, terutama mereka yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Ini juga mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan dalam masyarakat dengan tidak mengungkit kesalahan orang lain, dan lebih memilih untuk menjaga kehormatan mereka. Peribahasa ini mengajarkan anak untuk menghargai jasa orang tua setinggi-tingginya.
Tidak hanya menghargai, tetapi juga menyimpan jasa tersebut di dalam hati.
Ini adalah bentuk kasih sayang dan saling menghargai antara anak dan orang tua. Kata Konfusius Filsuf Tiongkok China untuk menjadi orang unggulan harus menghormati kata kata orang bijak hanya  orang picik tidak menghormati dan tidak menghargai orang yang di tuakan, orang picik mencemooh  kata kata orang bijak. Orang picik selalu merasa dirinya benar, yang lain salah, Orang unggulan berperilaku pantas, kemudian dia berbicara pantas, sehingga kata katanya mengikuti tindakan nya. Konfusius memberikan tekanan khusus untuk memuliakan orang tua, atau orang yang dii tuakan. Benak manusia unggulan mengenal yi kesalehan dan  menghormati orang yang di tuakan.
Marilah kita belajar menghargai dan menghormati orang yang di tuakan, bicara yang sopan santun kepada orang yang di tuakan

Posting Komentar

0 Komentar