Mendukung Program Walikota, Normalisasi Sungai Sukalila


Mendukung Program Walikota, Normalisasi Sungai Sukalila
 

 

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Sungai Sukalila di kota Cirebon konon telah ada sejak jaman VOC tahun 1690.
Sungai Sukalila  ini merupakan pertemuan beberapa anak sungai, seperti Kali Cimangu, Kali Sijarak, dan Kali Kemlaka, yang membentuk muara Kali Sukalila. Pada masa VOC, muara ini berfungsi sebagai pelabuhan ekspor. 


Berikut adalah beberapa poin penting terkait sejarah Sungai Sukalila:
Peran dalam Perkembangan Kota:
Sungai Sukalila telah ada sejak masa VOC (1690) dan menjadi saksi bisu perkembangan Kota Cirebon.
 

Pentingnya Muara:
Muara Kali Sukalila, yang merupakan pertemuan beberapa anak sungai, menjadi pusat aktivitas pelayaran dan perdagangan, khususnya selama masa VOC. Sampai tahun 1970an masih ada kapal sampan (kapal kecil nelayan) yang bongkar muat dagangan untuk dijual di Pasar Pagi dan Karanggetas, kapal nya dari Pelabuhan Cirebon. 


Di sepanjang sungai Sukalila ada makam Tan Sam Tjay nama Mandarin nya Chen Sam Tjay, masyarakat lebih mengenal dengan nama Sam Cay Kong yang juga dapat gelar Aria Wiratjoela terletak di Sungai Sukalila Utara, di Sukalila Selatan terdapat makan Pangeran Suryanegara dan makam Embah Kyai Talka bin Soebarka Widjaya, Nyi Noersilah dan putrinya. Dalam kompleks makam mbah Kyai Talka ada pohon yang di kebon belimbing, itu sebenarnya adalah pohon pancawarna, lima pohon yang tumbuh menjadi satu. Sampai tahun 2000 jalan Sukalila Selatan banyak toko toko, dan tahun 70 ada tempat pembuatan meubel yang dikelola pengusaha Tionghoa bernama Kong Hapli. Ada Toko besi yang dikelola bernama Aliong tutup sekitar tahun 2010, Ada Bengkel Perbekel yang dikelola Oey Liang Kie ayahnya Wijaya dan Sri Setiawati. Kemudian tahun 1970 ada kursus mengetik Tutup tahun 1990. Dijalan Sukalila Selatan ada pabrik es mambo Dan saat ini sejak tahun 1995an toko Pangestu Oleh Oleh Khas Cirebon, di Jalan Sukalila Selatan ada perkampungan warga bernama Kebon Blimbing karena dulunya banyak Pohon Blimbing.


Dulu masa Muda Mus Mualim tinggal di jalan Kebon Blimbing Cirebon dan Buya Hamka jika ke Cirebon pasti beristirahat dan tinggal di Kebon Blimbing karena Istrinya Buya Hamka berasal dari Kebon Blimbing. 


Di Sukallila Utara juga tahun 1970an ada Dokter gigi Tjiat Kwee cucu mantunya Mayor Tan Tjien Kie.
Dulu Sukalila Selatan dan Sukalila Utara Asri banyak pepohonan hijau. Kebetulan Penulis dulu tinggal di Kebon Blimbing RW 03 RT 03, masa kecil penulis tahun 1970 -1990 dengan kawan sebaya yaitu Wijaya, Sri Setiawati, Leoni Fransiska Sidhojoyo, Endang Prihatin Sembada, Melania Gondo, inge Rosdiana, Agus Pengek, Maya Ling Ling bersama warga sekitar suka main Midang di pinggir  Sukalilla. Sejak jaman VOC sungai Sukalila memiliki


Peran dalam Perkembangan Kota,
Muara Kali Sukalila, yang merupakan pertemuan beberapa anak sungai, menjadi pusat wisata
Penulis mendukung penuh rencana Walikota Cirebon untuk normalisasi Sungai Sukalila, kembalikan Sungai Sukalila menjadi daerah hijau, dibuat Taman, membersihkan lumpur di sungai Sukalila,


Posting Komentar

0 Komentar