Oleh Jeremy Huang Wijaya
Warga Tionghoa memiliki tradisi setiap Imlek, ulang tahun, pernikahan maupun kematian.atau disaat membuka tempat bisnis yang baru yaitu melepaskan burung, melepaskan kura kura atau melepaskan ikan di sungai.
Tradisi melepaskan hidup untuk semua mahluk ke alamnya ini disebut Fang Sheng.
Hongshui lepas burung" (atau dalam bahasa Mandarin: 放生, pinyin: fàng shēng) adalah tradisi melepas burung (biasanya burung pipit) yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, khususnya saat perayaan Imlek. Tradisi ini memiliki kaya makna yang dalam, di antaranya simbolisasi melepas keburukan, memohon keselamatan, dan menjaga kelestarian alam.
Dan mereka yang percaya dengan reinkarnasi, melepaskan mahluk hidup ke alam nya untuk mendapatkan takdir kehidupan yang lebih baik. Tidak boleh membelenggu kehidupan mahluk hidup, karena disaat kita dilahirkan kembali supaya tidak terbelenggu, bisa hidup dalam kebebasan
Warga Tionghoa percaya bahwa dengan melepaskan burung, mereka sedang melepas keburukan atau hal-hal negatif yang mungkin telah mereka lakukan dalam setahun yang lalu. Membuang kesialan, untuk mendapatkan rejeki, dan sebagai
Permohonan Keselamatan:
Melepas burung juga merupakan permohonan kepada alam agar memberikan keselamatan dan keberkahan dalam setahun yang baru.
Menjaga Kelestarian Alam:
Tradisi ini juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan upaya untuk menjaga kelestarian alam.
Burung Pipit:
Biasanya, burung pipit yang dilepaskan, dan tradisi ini sering dilakukan di depan vihara setelah sembahyang.
Tradisi melepaskan mahluk hidup ke alamnya adalah pembuangan hal-hal negatif, permohonan keselamatan, dan penghargaan terhadap alam.
Melepaskan sepasang burung merpati dalam upacara pernikahan mengandung arti untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan, melepaskan dan melupakan masa lalu.
Melepaskan burung pipit disaat ada yang lahir, mengandung arti sebagai tanda kebahagiaan menyambut anggota keluarga yang baru, supaya bisa bertumbuh meraih kehidupan yang baik
0 Komentar