Wahyu Keprabon.


Wahyu Keprabon
 

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, seseorang tidak dapat menjadi pemimpin jika tidak mendapatkan Wahyu Keprabon, meskipun sudah berusaha dengan segala macam cara untuk meraihnya. Meskipun menggunakan berbagai macam cara strategi untuk meraihnya. Baik itu dalam Pilkada, maupun pemilu.
Wahyu Keprabon juga sering digunakan ketika seseorang akan membuka pedukuhan atau Desa.
Wahyu Keprabon adalah restu dari leluhur dan alam semesta untuk menjadi pemimpin.
Mandat kepemimpinan yang mereka dapatkan bukan tiba tiba tetapi melewati proses alam yang  panjang, melewati proses di kawah Candra di muka. Artinya melewati pergumulan hidup dan persoalan hidup dalam dirinya. 


"Dalam buku Dharmaning Satriya oleh Wawan Susetya dijelaskan bahwa wahyu keprabon artinya semacam restu atau pengakuan alam terhadap calon pemimpin yang diisyaratkan dengan sejumlah tanda tertentu.
Kita mengenal Ken Arok, sebelum menjadi Raja Kediri melewati proses perjalanan hidup yang panjang.
Ayahnya Ken Arok "telah meninggal dunia saat Ken Arok masih dalam kandungan. Pada saat ibunya dibawa ke Kediri, bayi Ken Arok dibuang di sebuah pemakaman, hingga kemudian ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong.
Ken Arok tumbuh besar menjadi seorang perampok, pencuri dan preman.
Ken Arok mendapatkan Wahyu Keprabon sesudah Ken Arok bertemu seorang Brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke tanah Jawa mencari titisan Wisnu. Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya.

Berdasarkan Serat Pararaton, Ken Arok (disebut pula Ken Aŋgrok) digambarkan juga sebagai keturunan Dewa Brahma. Hal ini secara simbolis menggambarkan perbedaan status sosial kognitif Ken Arok di kemudian hari dengan anak-anak seusianya pada saat itu.
Akhirnya Ken Arok menjadi Raja di Kediri.
Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit, mendapatkan Wahyu Keprabon ketika melakukan pertapaan di Situs Siti Inggil.
Wahyu Keprabon inilah modal awal bagi Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit sesudah mengalahkan Jayakatwang dan tentara Mongol.


Kita mengenal Sultan Agung Mataram. "Nama asli dari Sultan Agung adalah Raden Mas Jatmika. Selain itu, ia juga dikenal dengan nama Raden Mas Rangsang. Dia adalah putra dari Susuhunan Anyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati. Ayahnya adalah raja kedua dari Kesultanan Mataram. Sedangkan ibunya adalah putri dari Pangeran Benawa, raja terakhir dari Kesultanan Pajang. Sultan agung Mataram berkuasa "lahir di Kotagede, 1593 – meninggal di Karta, 1645
Konon katanya berdasarkan cerita dongeng Sultan Agung Mataram membesarkan kerajaan Mataram mendapatkan bantuan dari Nyai Roro Kidul, sesudah Sultan Agung Mataram bertapa di Pantai Parang Kusumo. Nyai Roro Kidul memiliki "Pasukan gaib ini bisa menyamar sebagai manusia atau binatang dan mengacaukan musuh dengan cara-cara yang tidak biasa.

Konon berdasarkan cerita dongeng Pasukan gaib ini memiliki peran penting dalam menghancurkan, dan melawan VOC. Konon katanya pemimpin 2029 nanti adalah mereka yang mendapatkan Wahyu Keprabon, sekarang sudah ada tetapi lagi mendapatkan penggodokan dan tempaan di kawah candradimuka. Dan masih ada keturunan tidak langsung dari kerajaan masa lampau di Nusantara

Posting Komentar

0 Komentar