Wahyu Keprabon Syarat jadi pemimpin
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Wahyu Keprabon adalah falsafah dan kepercayaan Jawa.
Wahyu Keprabon adalah restu dan petunjuk kepada seseorang, harus di dapatkan dari alam semesta untuk menduduki jabatan tertentu.
Jika tidak mendapatkan restu dari alam semesta, maka seseorang tidak bisa mendapatkan kedudukan jabatan tertinggi. Meskipun berbagai macam usaha dan cara dilakukan, untuk mendapatkan jabatan tinggi akan selalu gagal, Jika dapat meraih jabatan tanpa restu alam, jabatan nya tidak dapat bertahan lama, dan selalu terjadi bencana alam yang terjadi, karena alam tidak merestui nya.
Jaman dulu Jika ingin menjadi pemimpin keraton, maka orang tersebut harus memburu wahyu keprabon dengan melakukan berbagai upaya, salah satunya bertapa. Jika saat bertapa ia melihat cahaya, artinya dia mendapatkan wahyu keprabon tersebut".
Dalam Kosmologi Jawa, Kekuasaan Dan Kepemimpinan Selalu Diselimuti Aura Spiritual Dan Mistis.
Dalam tahap-tahap tertentu, sesekali ketika orang-orang kewahyon ini lalai, Tuhan mengirimkan berbagai pertanda untuk mengingatkan mereka. Jika peringatan-peringatan itu tidak diindahkan, bukan tidak mungkin wahyu yang bersemayam pada diri mereka akan pergi. Istilahnya dalam bahasa Jawa, koncatan wahyu, atau ora kewahyon. Semending-mendingnya, orang yang sekarang ora kewahyon niscaya “menapak bumi” kembali, sebab kekuatan ilahiah yang mendukungnya mencapai segala sesuatu (sasedyane teka, saciptane dadi) telah padam.
Istilah kewahyon atau kanggonan wahyu ini menjadi sangat menarik, apalagi jika ternyata orang-orang yang dipandang sebagai penyandang wahyu ini berasal dari kalangan yang atipikal: bukan berasal dari kalangan konglomerat, atau politisi besar, atau bukan keturunan pengusaha sukses dan orang kaya, yang dalam istilah orang Solo-nya dikenal sebagai “wong gal-gendhu” atau “balung gajah”. Kemunculan dan keberhasilan mereka dalam menapaki karier apapun dipandang sebagai campur tangan ilahiah, Deus ex machina, yang dengan demikian mengakibatkan segala sesuatu yang dicapainya menjadi established dan legitimate, sebab Tuhan sendirilah yang memberikannya kepada umatNya yang terpilih. "
0 Komentar