Kiprah Warga Tionghoa Bandung jaman kolonial Hindia Belanda sejak 1815 -1950



Bandung.Swara Wanita.

 

Oleh Jeremy Huang Wijaya

Ada sebuah pepatah dimanapun kita tinggal  harus mengusahakan kesejahteraan kota tempat kita tinggal.
Pepatah ini menjadi pedoman hidup masyarakat Tionghoa.
        Sejak Herman Willem Daendels yang berkuasa 1808-1811 menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke 36 membuat Surat Keputusan (Besluit) tanggal 25 September 1810 membangun kota Bandung, sejak saat itu banyak warga Tionghoa bermukim di Bandung dan pada tahun 1810 Daendels memerintah kan di bangun wijks khusus hunian Tionghoa Chineseszhe Kamp karena Daendels melihat fakta terbukti warga Tionghoa berhasil memajukan suatu kota lewat perdagangannya. Disitulah Warga Tionghoa mulai berkiprah memajukan  kota Bandung lewat perdagangan, maupun arsitektur
      Dalam bukunya Sudarsono Katam berjudul 'Gedung Sate Bandung'.menuliskan Lim A Goh merupakan aannemer atau kontraktor yang menggarap pembangunan Gedung Sate dan Gedung Museum Pos yang saat itu diproyeksikan sebagai bagian dari komplek perkantoran instansi pemerintahan (Gouvernements Berdrijven-GB). pembangunan kawasan Gouvernements Berdrijven itu sampai sengaja mendatangkan tukang kayu, tukang batu, serta pengukir kayu dan batu dari Konghu di Cina, sebelum pekerjaan dimulai. Selain memang, para tenaga kerjanya juga banyak yang berasal dari Bandung dan Batavia.
"Lim A Goh lahir di Konghu Cina tahun 1890, datang ke Batavia tahun 1906 menyusul ayahnya yang sudah terlebih dahulu ke Batavia. Lim A Goh Pemborong Lapas Sukamiskin yang membangun Lapas Sukamiskin Bandung. Lim A Goh hingga 1939 terkenal sebagai pemborong bangunan di Bandung. Bahkan ia dapat memperkerjakan orang Eropa di perusahaannya. Hal ini terbukti dari Adresboek van Bandoeng.
      Yo Sun-bie lahir 1870 di. Changpu, Fujian. Ia sampai di Batavia tahun 1891, kemudian pada tahun 1895 Yo Sun Bie dagang tekstil di Bandung seputar Pasar Baru ... Yo Sun Bie aktif di organisasi CHCH. (paguyuban Chung Hoa, Chung Hwei), THHK (Tionghoa Hwei Koan dii bidang pendidikan) Xiang Hwei (Perkumpulan pedagang Tionghoa) Yo Sun Bie mendirikan Pabrik Sagu di Malang Bong Jo Sun Bie namanya kemudian Kong Sie membangun ruko dua lantai di sekitar Pasar Baru. Dulu namanya jadi nama Jalan Yo Sun Bie sekarang jadi nama Jalan Mayor Sunarya. di daerah jalan Tamim, yang merupakan pusat Tekstil di kota Bandung. Berada di jalan Jend Sudirman, ada jalan Tamim sebelah kanan lalu cari jalan kedua sebelah kanan.. Putra angkat nya bernama Yo Giok Sie mendirikan pabrik tekstil namanya BTN (Badan Tekstil Nasional) tahun 1950 Pabrik tekstil terbesar di Bandung saat itu
           Kok Gwan dan Kok An Gang Gwan An (Developer Kok Gwan dan Kok An) Ia aktif di Organisasi masyarakat Tionghoa Hwei Koan dan  Siang Hwee kumpulan perdagangan dan direktur koran Sin Bin 1925 anggota dewan regentschapraad Bandoeng, Khong Kauw Tjong Hwee,  Hok Gie Hwee(Paguyuban) .
Kok An lahir di Bandung tgl 18 Desember 1886 dan meninggal  3 Mei 1964. Ahli kebudayaan dan Filsafat Tionghoa. Ia mengusahakan perumahan di daerah gedung delapan, gedung sembilan dan sekitarnya pabrik beras di Jawa Barat , pabrik mesin dan gelas Kong Liong di daerah Kerta Laksana. Nama mereka sempat diabaikan jadi nama Gang Gwan An sekarang jalan Kerta Laksana
     Tahun 1874 sekarang jadi nama jalan Tamblong, saat itu warga Tionghoa yang menghuni daerah tersebut baru 6 keluarga, ada pengrajin mebel dari Kong Hu sebuah provinsi di Tiongkok China, imigran dari Kong Hu terkenal dengan kerajinan mebel dan jago pahat, jago seni ukirnya bernama Tam Long, namanya diabadikan sebagai nama Jalan disisi Timur Hotel Preanger sekarang ganti nama jadi Hotel El Royal, jadi nama Tamblong berasal dari nama Tam Long pengrajin mebel.
Yap Lun dan Kok An. Keduanya memiliki tempat usaha kantor developer di sekitar Jalan Waringin, Pasar Andir. "Kemudian daerah tersebut berkembang menjadi kompleks Yap Lun atau Yaploen Straat, Yaploen Plein, Perusahaan Pengembangnya menggunakan nama Jap Loen & Co, dan NV Bow Mij Tjoan Seng, zaman dulunya terdapat 130 ruko satu lantai berarsitektur khas Tionghoa.

Yap Lun bisnisnya dimulai sebagai pedagang kain keliling. Yap Lun menjadi kaya raya ketika pecah Perang Dunia ke-1 (1914-1918). Ia kaya karena usaha impor kain dalam jumlah besar dari Jepang pada saat Eropa berperang. Sehingga Eropa tidak mampu menyuplai barang ke Hindia Belanda, akhirnya Yap Loen memiliki dua usaha, yaitu tekstil dan properti.

Kompleks yang dulunya dibangun Yap Loen saat ini lebih dikenal dengan Jalan Ikan Asin di Pasar Andir Kota Bandung. Dinamakan Jalan Ikan Asin karena daerah tersebut ada jalan yang dinamakan dengan nama Jalan Kakap, Jalan Teri, Jalan Gabus, dan Jalan Pepetek. Daerah Pasar Andir dulu dibangun oleh Yap Loen Konglomerat Bandung.
Tan De Seng atau kadang juga ditulis Tan Deseng lahir 22 Agustus 1942 adalah seorang musisi, seniman, dan budayawan yang terkenal sebagai salah satu maestro dalam kesenian Sunda, yakni karawitan. "Pada 2015, Tan De Seng memperoleh gelar maestro dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Meninggal 6 November 2022

Posting Komentar

0 Komentar